PENYAKI PADA TANAMAN
YANG DISEBABKAN OLEH
BAKTERI DAN VIRUS
SUAEMANSYAH
0907105026
FAKULTAS PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS UDAYANA
2010
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada seluruh umat manusia, khususnya penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan paper ini.
Paper ini disusun untuk melengkapi Tugas Mata
Agrostologi, dimana
paper ini juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita mengenai Penyakit
Pada Tanaman Yang Disebabkkan Oleh Bakteri dan Virus.
Disamping itu penulis
juga menyadari, keberadaanya sebagai manusia biasa yang tak pernah lepas dari
segala kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan dan penulisan paper ini sehingga
masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
adanya masukan-masukan yang bersifat konstruktif dan obyektif, guna membangun
kemajuan penulis di masa yang akan datang.
Akhir kata semoga dengan tersusunnya paper ini dapat bermanfaat
dan dapat menambah ilmu pengetahuan
bagi khalayak umum, khususnya penulis sendiri dan teman-teman mahasiswa
lainnya.
Denpasar, Juni 2010
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Penyakit
pada tumbuhan adalah salah satu
faktor pembatas dalam usaha menaikkan produksi tanaman karena adanya serangan
hama. Kerugian yang disebabkan oleh serangan hama di dunia diperkirakan 13% dan
produksi total. Di Amerika Serikat diperkirakan lebih dari 10 ribu juta dolar
digunakan untuk mengatasi persoalan hama (Gatehouse et a/., 1994). Di
Indonesia, pada tahun 1976-1977 lebih dari 450.000 ha sawah yang ditanami padi
diserang oleh hama wereng coklat dan kerugian yang disebabkan oleh hama
tersebut mencapai 100 juta dolar (Oka dan Bahagiawati, 1982). Hama yang menyerang suatu jenis tanaman adalah suatu kompleks
hama. Misalnya tanaman padi sering didatangi oleh hama, tidak hanya wereng
coklat tetapi hama Iain seperti penggerek batang, ulat pemakan daun, wereng punggung putih dan
hijau, aphid,
dan lain sebagainya. Tanaman kapas juga
mempunyai kompleks hama yang berbeda dengan tanaman padi. Hama-hama kapas adalah penggerek daun,
penggerek batang, penggerek buah, dan Iain sebagainya. Demikian pula dengan
jagung, kedelai, dan tanaman lain yang juga mempunyai beberapa hama utama dan
hama minornya.
Teknologi yang sampai saat ini sering dipakai
untuk pengendalian
hama adalah pemakaian insektisida. Teknologi ini merupakan teknologi yang populer karena efeknya
dapat dilihat dalam waktu tidak lama setelah aplikasi dan mudah diperoleh bila
diperlukan. Namun teknologi ini relatif mahal terutama bagi petani di negara
yang sedang berkembang. Di samping itu, teknologi insektisida berbahaya bagi
manusia, hewan, dan spesies bukan sasaran serta lingkungan jika dilakukan tidak
sesuai dengan prosedur. Penggunaan pestisida secara tidak bijaksana dapat
menimbulkan persoalan: hama resisten,
petani keracunan pestisida, residu
pestisida pada hasil pertanian, pengrusakan
pada agen pengendali hayati dan serangga polinator, polusi pada air tanah, dan menurunkan biodiversitas serta mempunyai
pengaruh negatif pada hewan bukan target termasuk mamalia, burung, dan ikan.
Teknologi
lain yang dapat dipakai untuk pengendalian hama adalah pemakaian varietas tahan.
Di Indonesia, varietas tahan yang telah digunakan untuk pengendalian hama
wereng coklat adalah varietas unggul tahan wereng (VUTW). Namun demikian, tidak semua hama mempunyai
varietas tahan dan jika ada sumber plasma nutfah yang mengandung gen tahan
terhadap hama tertentu jumlahnya sangat terbatas. Misalnya pada tanaman padi,
hanya gen tahan wereng coklat dan wereng hijau yang telah diidentifikasi dan
dapat digunakan dalam proses perbaikan tanaman untuk tahan hama, sedangkan hama
lainnya seperti penggerek batang dan hama pemakan daun, sampai saat ini belum
ditemukan gen tahan yang dapat dipakai dalam proses pemuliaan. Demikian juga dengan
tanaman lain seperti jagung, kapas, dan kedelai.
Pengendalian
dengan pestisida maupun varietas tahan (tradisional maupun transgenik)
mengalami permasalahan, yaitu resistensi serangga hama terhadap bahan aktif
baik di pestisida maupun dalam tanaman. Resistensi adalah suatu proses di rnana
populasi hama terseleksi dan setelah beradaptasi, dapat hidup dan berkembang
biak jika dihadapkan pada suatu jenis pestisida atau tanaman tahan di mana
terjadinya proses seleksi dan adaptasi tersebut. Untuk mengendalikan populasi
hama tanaman yang telah resisten terhadap pestisida maupun varietas tahan,
selain sulit, juga memerlukan biaya yang besar. Resistensi hama mempunyai basis
genetik, lingkungan, dan faktor ekologi yang mempengaruhi perkembangan
resistensi tersebut. Resistensi ini seyogyanya dapat dikendalikan dengan
manajemen resistensi yang sesuai.
RUMUSAN MASALAH
Penyakit
pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus
TUJUAN
Dapat
mengetahui peyakit pada tanaman yang disebabkan oleh bakteri dan virus
BAB II
PEMBAHASAN
MACAM-MACAM
PENYAKIT TANAMAN
Secara umum penyakit tumbuhan dapat dapat
diklasifikasikan atau dikelompokan sebagai berikut :
I. Penyakit tumbuhan yang bersoifat infeksi
atau (parasit)
1. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
2. Penyakit yang disebabkan oleh prokariota (bakteri dan mikoplasma)
3. Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tinggi parasit
4. Penyakit yang disebabkan oleh virus dan viroid
5. Penyakit yang disebabkan oleh nematoda
6. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa
II. Penyakit non-infektif, atau abiotik (fisiopath) adalah penyakit
yang disebabkan oleh:
1. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
2. Kekurangan atau kelebihan kelembaban tanah
3. Kekurangan atau kelebihan cahaya
4. Kekurangan oksigen
5. Polusi udara
6. Difesiensi hara
7. Keracunan hara
8. Kemasaman atau salinitas
9. Toksisitas pestisida
10. Kultur teknis yang salah
1. Penyakit yang disebabkan oleh jamur
2. Penyakit yang disebabkan oleh prokariota (bakteri dan mikoplasma)
3. Penyakit yang disebabkan oleh tumbuhan tinggi parasit
4. Penyakit yang disebabkan oleh virus dan viroid
5. Penyakit yang disebabkan oleh nematoda
6. Penyakit yang disebabkan oleh protozoa
II. Penyakit non-infektif, atau abiotik (fisiopath) adalah penyakit
yang disebabkan oleh:
1. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
2. Kekurangan atau kelebihan kelembaban tanah
3. Kekurangan atau kelebihan cahaya
4. Kekurangan oksigen
5. Polusi udara
6. Difesiensi hara
7. Keracunan hara
8. Kemasaman atau salinitas
9. Toksisitas pestisida
10. Kultur teknis yang salah
Penyakit Tanaman Yang
Disebabkan Olah Bakteri
Penyakit pada tanaman
khususnya aglaonema disebabkan oleh 2 pantagon, yaitu cendawan dan bakteri. Jumlah
cendawan yang menyebabkanpenyakit umumnya lebih banyak dibanding bakteri.
Bagian tanaman yang terkena bakteri biasanya mengeluarkan bau tidak sedap.
- Busuk Akar
Penyakit ini ditandai
dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan layu,
serta akarnya berwarna coklat kehitaman. Busuk akar disebabkan karena media
yang terlalu lembab sehingga mengakibatkan cendawan cepat berkembang.
Tanggulangi busuk akar dengan mengganti media baru yang lebih yang lebih porous, lalu potong bagian akar yang
busuk dan oleskan fungisida pada bekas potongan. Bisa juga dengan menyemprotkan
fungisida Previcur N dosis 1 ml/l dengan frekuensi 2 minggu sekali.
- Layu Fusarium
Gejala serangan
ditandai dengan tulang daun yang pucat berubah warna mejadi coklat keabuan lalu
tangkainya membusuk. Penyebabnya adalah media yang selalu basah sehingga media
tanam jadi ber-pH rendah. Kondisi tersebut membuat cendawan Fusarium oxyporium leluasa berkembang.
Penyakit ini dapat ditanggulangi dengan cara mengganti media tanam. Dapat juga
dengan menyiramkan fungisida Derosol 500 SC dosis 1,5 ml/l setiap 2 minggu.
Bisa juga diatasi dengan menyemprotkan Fungisida Derosol 5 SC dosis 1,5 ml/l setiap
2 minggu. Bisa juga diatasi dengan menyemprotkan fungisida Folikur 25 WP 1-2
g/l atau Folicur 250 EC 1-2 ml/l atau Delsane MX 200 dosis 1 g/l. Penyakit ini
juga dapat dicegah dengan menyiramkan Folidur 250 EC dengan konsentrasi 2 ml/l
setiap 2 minggu sekali.
- Layu bakteri
Dari namanya tentu
dapat diketahui bahwa penyakit tanaman ini disebabkan oleh bakteri. Layu
bakteri ditandai dengan daun dan batang yang melunak serta bau tidak sedap.
Untuk mencegahnya, media tanam harus terus dijaga agak tidak terlalu basah dan
lingkungan sekitar tidak terlalu lembab. Atasi layu fusarium dengan menyemprotkan
bakterisida Agrept dosis 1-2ml/l atau Starner dosis 1 g/l setiap 2 minggu
sekali.
- Bercak Daun
Penyakit ini disebabkan
oleh cendawan. Sesuai namanya, penyakit ini ditandai adanya bercak pada daun yang
lama kelamaan akan membusuk. Bercak pada daun yang lama kelamaan akan membusuk.
Bercak daun ini dapat diatasi dengan langsung memotong daun yang busuk. Dapat
juga dengan menyemprotkan fungisida Folicur 25 WP dosis 1-2 g/l atau Folicur 250
EC dosis 1-2ml/l. Selain itu, dapat juga dengan menggunakan Score dosis 1 cc/l.
Frekuensi penyemprotannya 2 minggu sekali. Pupuk berkadar kalsium tinggi juga
dapat membantu mengatasi penyakit ini.
Gejala penyakit yang disebabkan
oleh virus
Tanaman yang terserang virus
menunjukkan adanya perubahan bentuk atau morfologi tanaman dan nekrosis
(kerusakan jaringan).
Keadaan fisiologis tanaman juga terganggu seperti berkurangnya kegiatan
fotosintesa, kecepatan respirasi bertambah, terjadinya akumulasi senyawa
nitrogen seperti senyawa amida, dan penurunan akti-vitas zat pengatur
pertumbuhan dan sebagainya.
Gejala luar/eksternal
Gejala penyakit yang tampak dapat terjadi pada
daun, batang, bunga, buah, biji, akar dengan berbagai tipe gejala penyakit
tergantung dari macam virus yang menyerang dan tanaman inangnya. Gejala
penyakit yang umum dari infeksi virus ialah terhambatnya pertumbuhan yang
mengakibatkan menurunnya hasil dan tanaman lebih cepat mati. Gejala penyakit
yang ditimbulkannya dapat sangat berat atau sangat ringan sekali sehingga tidak
tampak jelas. Gejala yang paling jelas biasanya terdapat pada daun seperti
timbulnya mozaik. Tetapi ada sejumlah virus yang dapat menimbulkan gejala
penyakit pada batang, buah, akar dan sebagainya tapi tidak terlihat pada daun.
Kebanyakan penyakit virus tanaman bersifat sistematik dan virus yang penyebab
sendiri terdapat diseluruh bagian tanaman. Gejala yang ditimbulkannya disebut
gejala sistematik. Tapi untuk virus tertentu dan pada tanaman tertentu, gejala
serangnya bersifat lokal dengan timbulnya gejala nekrosa ditempat terjadinya
infeksi oleh virus. Gejala semacam ini disebut gejala lokal.
Gejala
internal/dalam
Selain gejala yang tampak dari luar, serangan virus
juga dapat menimbulkan gejala internal. Gejala internal yang ditimbulkan oleh
berbagai virus akan berbeda tergantung dari penyebaran virus tersebut dalam
tanaman, virus dari kelompok mosaik tidak terbatas pada jaringan tanaman
tertentu tapi tersebar dalam tubuh tanaman. Pada penyakit tersebut bagian yang
berwarna hijau berkembang dengan cepat sedangkan bagian yang berwarna kuning
tertahan pertumbuhannya. Dengan terjadinya pertumbuhan yang tidak merata, permukaan
daun bergelombang atau menggulung.
Penularan
Untuk menimbulkan penyakit pada tanaman, maka virus harus ada yang menularkan.
Untuk menimbulkan penyakit pada tanaman, maka virus harus ada yang menularkan.
Melalui akar
Banyak macam tanaman diperbanyak
secara vegetatif. Dengan demikian tanaman induk yang sudah kena penyakit virus
dapat menularkannya ke bahan tanaman untuk keperluan bibit. Hal yang sama
terjadi pula dengan cara penempelan dan penyambungan. Selain itu banyak
diberitakan pula, bahwa virus dapat bertahan dalam biji sehingga virus tersebut
menginfeksi tanaman baru yang berasal dari biji tersebut.
Gulma dan tanaman berbiji yang parasitik.
Tanaman gulma merupakan tumbuhan
inang bagi banyak virus tanaman sehingga gulma menjadi sumber inokulum untuk
pertanaman dimusim berikutnya
Serangga
Banyak virus tanaman ditularkan
oleh serangga yang mengambil zat makanan pada tanaman yang sama. Tidak sedikit
penyakit virus yang hanya diantaranya yang tidak dapat ditularkan oleh
serangga. Di antara serangga tersebut maka serangga yang menusuk dan menghisap
memegang peranan penting dalam penularan virus tanaman, seperti Thrips, Aphids,
Mite dll.
BAB III
KESIAMPULN
Penyakit Tanaman Yang
Disebabkan Olah Bakteri
1. Busuk Akar
2. Layu Fusarium
3. Bercak Daun
4. Layu bakteri
Gejala penyakit yang
disebabkan oleh virus
Tanaman yang terserang virus
menunjukkan adanya perubahan bentuk atau morfologi tanaman dan nekrosis
(kerusakan jaringan).
Keadaan fisiologis tanaman juga terganggu seperti berkurangnya kegiatan
fotosintesa, kecepatan respirasi bertambah, terjadinya akumulasi senyawa nitrogen
seperti senyawa amida, dan penurunan akti-vitas zat pengatur pertumbuhan dan
sebagainya.